Jumat, 05 Juni 2015

MEMPERBAIKI SUSUNAN GIGI: KAWAT GIGI DAN GIGI PALSU




Kenapa Kawat Gigi Mahal ?
Dalam dunia kedokteran gigi, terdapat dua jenis perawatan untuk merapikan gigi. Meliputi bidang ilmu penggantian gigi atau gigi palsu (baca: prostodonti) dan perapian gigi atau pengawatan gigi (baca: ortodonti)
Jenis perawatan kawat (orthodonti) adalah yang paling populer, bahkan kini telah bergeser kearah status sosial dibandingkan untuk kesehatan/perapian gigi. Biaya untuk pemasang gigi pun masih selangit, mengawang-awang. Kadang muncul pertanyaan dari MagaHaian, kenapa harga kawat gigi bisa mahal.
Perawatan kawat gigi dibagi menjadi dua jenis. Pertama, perawatan menggunakan pesawat (baca: alat) lepasan. Alat lepasan artinya alat yang ada  di mulut pasien itu bisa di lepas-pasang sendiri oleh pasien, tanpa bantuan dari dokter gigi. Hal ini berdasarkan pertimbangan dan alasan tertentu, bisa karena kondisi pasien, kondisi kesehatan gigi dan mulut si pasien, dan sebagainya.
Kedua, perawatan menggunakan pesawat( baca: alat)cekat. Alat cekat artinya alat yang ada di mulut pasien hanya bisa di lepas pasang (baca: dirawat) oleh dokter gigi. Pasien tida bisa dan tidak boleh mengganggu gugat alat tersebut. Behel adalah salah satu dari dua sistem perkawatan yang dipakai untuk ngerapiin gigi. Sistem behel adalah sistem perkawatan yang disebut dengan sistem cekat. Sistem ini ditunjukkan untuk orang dewasa yang kekerasan tulangnya sulit untuk mrnggerakkan gigi dengan alat lepasan. Behel, telah dikenal dimasyarakat sebagai alat untuk merapikan gigi. Mulut dari pertama kali ada sampai sekarang, sistem behel telah mengalami berbagai macam perubahan yang bertujuan untuk menjadikan perawatan gigi lebih efektif.
Banyak yang heran, kenapa pemasangan kawat  gig mahal. DokterGigiGaul akan coba menjelaskannya.
1.       Ilmu
Pemasangan  behel  hanya dapat dilakukan oleh dokter gigi, lebih tepatnya Dokter Gigi Spesialis Ortodenti (Spesial Dokter Gigi). Selain dokter gigi, tidak ada yang dapat memasang atau merawat sistem behel. Waktu dan biaya yang dikeluarkan untuk menjadi seorang spesialis kawat gigi tidak dapat diukur dengan materi(uang). Pendidikan, adalah sebuah kata yang mahal harganya.
2.       Resiko
Sama seperti hal lainnya, pemasangan kawat gigi juga memiliki resiko tersendiri. Gigi menjadi makin “ginong” (gigi nongol) atau makin berantakan adalah resiko yang harus diperhatikan seorang dokter gigi saat memulai perawatan. Kedua hal tersebutlah yang menjadikan biaya perawatan menjadi mahal. Sebenarnya hal ini adalah pandangan umum yang berlaku untuk bidang keilmuan dan perawatan kesehatan yang lain.


Jangan Pasang Kawat Gigi (Behel)!

Kemarin salah seorang MagaHaian, bloggaje, reques minta pembahasan mengenai kawat gigi. Dokter gigi gaul sebenarnya kurang paham, yang di mau itu ngebahas soal perawatan kawat gigi secara keseluruhan atau soal kawat gigi cekat yang lebih populer dengan sebutan behel. Tapi mengamati tren yang sedang berkembang di masyarakat saat ini, mungkin yang dimaksud adalah behel. Nah, buat yang pengen tau juga, silahkan disimak bersama-sama.

Behel kini sedang mengalami masa peralihan, dari fungsinya yang sebagai sarana perawatan gigi menjadi simbol status sosial. Akibatnya , banyak orang berlomba-lomba untuk memakaikan alat ini ke gigi mereka. Simbol gaul? Untuk mencegah hal yang kurang baik di kemudian hari, DokterGigGaul ngerasa perlu memberikan sedikit wejangan kepada para calon pemakai behel untuk alasan selain kesehatan.

 Berikut adalah hal-hal atau alasan kenapa DokterGigiGaul mengeluarkan larangan”jangan pakai kawat Gigi”. Cek in out!

1.       Kalau melakukan pemasangan kawat gigi online
Yang masang kawat gigi ini paling jelek statusnya Tukang Gigi, paling bagus dokter gigi umum tanpa basic pemasangan kawat gigi. Bisa dipastikan kalau yang masang tukang gigi, hasilnya akan ancurrr.!
2.       Kalau melakukan  pemasangan kawat gigi di ahli gigi
Ini fersi offline-Nya. Gak perlu di omongin lebih lanjut, pokoknya masang kawat gigi ya Cuma ke Dokter Gigi(Gaul),.!
3.       Kalau melakukan  pemasangan kawat gigi Cuma buat gaya-gayaan
Hadeuh,,,..jangan deh...!walau Cuma buat gaya-gayaan, tetep aja gigi kamu bergerak kalau sudah di pasang si behel ini. Kalau ngga terkontrol, nanti gigitan gigi atas dan bawah kamu bisa berubah. Akibatnya, kamu akan mengalami sakit pada sendi TMJ (sendi penghubungantara mulut atas dan bawah yang ada di depan telinga). Soalnya yang pasang buat gaya ini rata-rata setelah kepasang nggak akan terkontrol lagi kedokter gigi. Lagi pula hukumnya di islam kan haram, coba baca artikel Kawat Gigi dari sudut pandang islam.
4.       Kalau melakukan  pemasangan kawat gigi cari yang murah
Ada barang ada kuwalitas. Percaya deh ! biasanya pilihan tergantung yang digunakan. Ada orang yanmg alergi dengan bahan murah, jadi terpaksa pake yang mahal. Ada pula yang pengen cepet, jadi bahan yang dipakai pun Bukan Bahan Biasa(BBB). Apapun, selalu berkonsultasi sejelas-jelasnya sama dokter gigi kamu atau mau sama DokterGigiGaul juga boleh!
5.       Kalau melakukan  pemasangan kawat gigi cari yang cepet masangnya
Untuk memasang kawat gigi, ada banyak sekali tahapan, perhitungan, dan perawatan yang harus dilewati. Semua harus dilakukan dengan hati-hati mengingat risiko yang ada seperti telah disebutkan sebelumnya. Jadi memasang harus lama, kalau ada yang cepet, bisa jadi resiko yang ada tidak di perhitungkan dengan seksama. Jadi tanya dokter gigi kamu mengenai hal ini, jangan ke ahli gigi kamu,OK!
6.       Kalau melakukan  pemasangan kawat gigi cuma yang atas atau yang bawah saja
Yang masang atas-bawah buat gaya-gayaan dinomor 3 saja nggak boleh, apalagi yang Cuma setengah. Kawat gigi cekat sebaiknya dipasang lengkap, atas dan bawah. Tujuannya untuk penyesuaian gigitan rahang atas dan rahang bawah yang telah disebutkan sebelumnya.

“Ngebenerin “ Gingsul?

Pada umumnya, orang yang memiliki gingsul ingin gigi gingsulnya tersebut segera mungkin dirapikan. Alasannya mengganggu penampilan, bicara, dan sebagainya.

Sebelumnya, DokterGigiGaul pernah membahas mengenai gigi gingsul di artikel ini, mengenai apakah sebaiknya gigi gingsul tersebut dirawat atau di cabut. Pada intinya, kalau gigi gingsul tersebut tidak menimbulkan keluhan, sebaiknya tidak diganggu gugat sama sekali.

Tapi sepenuhnya kembali ke pasien untuk memutuskan apakah ingin giginya dicabut atau tidak. Sebagai bahan pertimbangan, ada hal yang ingin DokterGigiGaul bagi untuk MagaHaian yang ingin gingsulnya ndicabut atau dirapikan. Sementara beberapa orang ingin merapikan gingsulnya dengan dicabut atau dirapikan dengan kawat gigi, di jepang tersebut klinik khusus yang menyediakan jasa modifikasi gigi, khususnya untuk ”menggingsulkan” gigi! Plaisir Dental Salon di distrik Ginza laris ditangani gadis-gadis jepang yang ingin menjajal perawatan untuk memperpanjang, menajamkan, hingga menindakratakan gigi mereka.

Gigi yang terjadinya rata bisa di buat menjadi gingsul sesuai permintaan pasiennya. Mau gigi apa aja, terserah. Yang penting bayar, pakai duit bukan pakai daun. Gigi gingsul atau gigi tidak rata yang dalam bahasa jepang disebut yaeba atau ’ gigi ganda’ adalah hal yang bisa membuat mereka tampil makin eksis dan percaya diri. Memiliki gigi yaeba dianggap lebih cantik dan cute ketimbang wanita-wanita yang gigi rapi.

Bertentangan dengan yang terjadi di indonesia, dimana remaja putrinya berusaha memakai behel sebagai tuntutan tren masa kini, di jepang memakai behel adalah hal yang harus dihindari karena justru di anggap tidak trendi. Mereka lebih suka memanfaatkan layanan menggunakan lapisan gigi palsu yang ditempelkan ke gigi asli dengan menggunakan lem khusus sehingga bisa memunculkan efek gingsul. Meski belum di ketehui tingkat keamanan lem yang digunakan dan berapa lama lapisan gigi palsu tersebut bisa bertahan, layanan ini tetap laris manis diserbu remaja jepang. Kalau kamu ngerasa nggak Pe-De dengan gingsul kamu. DokterGigiGaul sarankan segera urus visa kamu dan mulai packing ransel ke jepang. Jadi nggak selalu kan, gigi gingsul dianggap sebagai hal yang aneh!


Kawat Gigi dari Sudut Pandang Islam

Saat ini, behel menjadi suatu tolak ukur status sosial. Walaupun hanya perasaannya sendiri, seakan-akan status sosial pemakai behel meningkat dimata masyarakat


Dulunya behel memang barang ekslusif. Tujuan utrama memakai behel sebenarnya adalah untuk alasan kesehatan. Beberapa kondisi gigi yang tertumpuk dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius bila tidak ditangani dengan pemakaian behel. Ingat ya, hanya beberapa, tidak semua!

Tapi kini tren pemakaian behel mulai bergeser. Seperti yang dibahas sebelumnya, behel menjadi tolak ukur sosian baru. Tidak ada permasalahan kesehatan yang perlu ditangani. Ujung-ujungnya timbul efek negatif di masyarakat karena sekarng pemasangan behel tidak lagi terbatas pada dokter gigi melainkan bisa di tukang gigi atau ahli gigi dan tentunya dengan biaya yang lebih murah. Prinsip kesehatan sufah tidak diperhitungkan. Semua jadi menjurus ke’buang-buang duit’ saja. Yang namanya mubadzir pasti ada unsur mudharat-nya dalam semua agama dan keyakinan.


 Sumber: Seputar Kesehatan Gigi dan Mulut,2013,Yogyakarta oleh Rapha Publishing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar